Penyakit gagal ginjal akut sempat membuat kepanikan orang tua diluar dikarenakan korban lebih banyak anak-anak, Kasus gagal ginjal akut pada anak di Indonesia, 70 persen kasus disebabkan senyawa kimia berbahaya etilena glikol, dietilen glikol dan etilen glikol butyl ether. di karenakan kondisi anak yang terkena gagal ginjal akut diakibatkan keracunan atau intoksitasi dari etilen glikol dan dietilen glikol, dan itu berbeda dengan orang yang terkena gagal ginjal kronis.
“Kalau gagal ginjal kronis, terjadi kerusakan-kerusakan pada ginjal yang lama, sehingga tidak bisa pulih 100%. Kalau gagal ginjal akut karena keracunan, begitu racunnya hilang, maka sembuh total,” jelas juru bicara Kemenkes, Mohammad Syahril, dalam konferensi pers virtual di Jakarta, Senin (7/11).
kasus sampai saat ini sebesar 324 yang telah tersebar di 28 provinsi. dari angka tersebut, 195 anak meninggal, 102 anak sembuh, dan masih ada 27 dirawat. Sebanyak 27 anak yang dirawat tersebut berada dalam pengawasan yang cukup ketat atau di ruang perawatan insentif. Dengan mengatasi kasus gangguan ginjal akut yang menyebabkan ratusan anak meninggal dunia, Pemerintah sudah mendatangkan obat penawar atau antidotum dari Singapura dan Australia dengan total 36 vial fomepizol.
Selain fomepizol, etanol juga dipercaya bisa jadi obat penawar gagal ginjal akut, Kemenkes menyebut bahwa antidotum satu ini masih harus diteliti. Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) bersama RS Cipto Mangunkusumo hingga saat ini sedang melakukan penelitian terhadap etanol sebagai obat penawar gagal ginjal. Berbeda dengan Fomepizole, etanol masih perlu dikemas ulang sehingga bisa digunakan sebagai obat.
Presiden Joko Widodo memberi perintah kepada jajarannya untuk memastikan fasilitas pengobatan gratis untuk pasien gagal ginjal akut akibat mengonsumsi obat-obatan yang mengandung bahan pelarut di atas ambang batas atau berbahaya.
“Saya minta diberikan pengobatan gratis kepada pasien-pasien yang dirawat. Saya kira ini penting sekali,” ujar Jokowi dalam arahannya pada Rapat Penanganan Gagal Ginjal Akut di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Senin, sebagaimana disaksikan secara daring melalui akun YouTube Sekretariat Presiden.
gangguan ginjal akut progresif atipikal pada anak disebabkan adanya pencemaran dari pelarut dalam obat cair sehingga menimbulkan zat kimia berbahaya.
“Jadi memang zat kimia yang berbahaya ini merupakan impurities (pencemaran) dari pelarut pembantunya, pelarut pembantu ini memang sudah lama dipakai, bukan hanya di industri obat,” kata Menteri Kesehatan Budi Gunadi merujuk pada zat kimia etilen glikol dan dietilen glikol.
Sebelumnya zat pelarut itu memang sudah lama digunakan hanya saja karena zat tersebut tercemar sehingga membuat senyawa kimia yang sangat bahaya, kemenkes sudah berkoordinasi dengan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) untuk melihat perubahan dari jenis, tipe, dan asal setiap bahan baku obat cair. sebanyak 30 obat dari 102 produk obat cair atau sirup yang sebelumnya dilarang oleh Kementerian Kesehatan diklaim “aman digunakan” oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
23 obat yang dinyatakan “aman digunakan” adalah: Alerfed Syrup, Amoxan, Amoxcilin, Azithromycin Syrup, Cazetin, Cefacef Syrup, Cefspan Syrup, Cetrizin, Devosix drop 15 ml, Domperidon Syrup, Etamox Syrup, Interzinc, Nytex, Omemox, Rhinos Neo Drop, Vestein, Yusimox, Zinc Syrup, Zincpro Syrup, Zibramax, Renalyte, Amosisilin dan Eritromisin. dan tiga obat yang dinyatakan “aman digunakan sepanjang sesuai aturan pakai” adalah Ambroxol HCl, Anakonidin OBH, Cetirizin, empat merek Paracetamol dari beragam produsen.
Adapun obat yang dinyatakan “mengandung cemaran EG/EDG melebihi ambang batas aman adalah Unibebi Cough Sirup, Unibebi Demam Sirup dan Unibebi Demam Drops yang diproduksi Universal Pharmaceutical Industries.